One day a friend of mine came to me and randomly questioned, “How can I be possibly stayed in that grey area for a year?”, and all i have is a little bit twisted by her questioned.Before I go any further, do you know what kind of ‘GREY AREA’ that I’m talking about?. ‘GREY AREA’ is a phase in a love life relationships which can be more destructive than you can imagine, at least that’s what I thought. Actually it’s more complicated than I thought.
One thing I know, bahwa moment ‘GREY AREA’ tidak pernah memandang waktu & tempat. It can coming close to you anytime. Dan biasanya dari sebuah hubungan tersebut, hanya ada satu pihak yang merasa sadar bahwa dirinya sedang berada pada zona ketidak pastian dalam suatu hubungan, sedangkan pihak satunya lagi tidak merasa apa-apa atau mungkin pura-pura tidak merasa apapun.
For example is miss Nina. Dia pernah merasa berada di dalam zona abu-abu untuk waktu yang cukup lama dan tanpa menyadarinya sampai akhirnya merasa jenuh sendiri dengan hubungan yang dibina bersama pasangannya.
I’m not an expert enough about love & relationships thingy. But for sure in this case of ‘GREY AREA’ lots of my friends has been through in this matters, including me. Sebenarnya apa sih indikasi dari hubungan yang sedang anda jalani sedang berada di ‘GREY AREA’?
Well, from my point of view biasanya karena hubungan yang dijalani sudah begitu MEMBOSANKAN. Ketika usia hubungan sudah memasuki setahun biasanya salah satu pihak sudah ada yang merasa jenuh. Hubungan yang adem ayem dan jarang mengalami konflik belum tentu aman dari ‘GREY AREA’, justru menurut saya hubungan seperti itu sangat rawan terjerumus ke dalam zona abu-abu tersebut.
Seseorang bisa langsung masuk ke ‘GREY AREA’ ketika dia menyadari bahwa ternyata selama ini dia tidak punya real feelings terhadap pasangan. In this case I found it in almost people I’ve met (read: friends). Tidak sedikit pasangan yang mengawali hubungan mereka dengan niat coba-coba. Ketika salah satu pihak menyatakan cinta, pihak satunya lagi yang awalnya biasa saja seringkali berpikir, “Ah yaudah deh gapapa, jalani saja. Toh dia orangnya baik”. Sifat baik memang menjadi dambaan setiap orang dalam mencari pasangan, tapi bukankah baik saja tidak cukup?
Sebuah hubungan tidak hanya dibangun atas dasar kebaikan. Masih banyak hal-hal lain yang dibutuhkan dalam membangun dan membentuk hubungan yang solid. Biasanya setelah beberapa lama seringkali salah satu dari mereka baru merasa hambar dalam menjalani hubungan. Dan inilah yang menjadi cikal bakal dari zona abu-abu. Jika sudah begini tentunya susah untuk memutuskan hubungan, karena rasa kasihan yang sudah terbangun sejak awal hubungan dimana rasa hambar dimulai.
Ketika sedang berada dalam ‘GREY AREA’ biasanya akan timbul pertanyaan dari diri sendiri, “Do I really want to be part of this relationship?”, “Do I really want this?”. Rasa hambar yang menghampiri akan menambah kebingungan yang sudah ada, “Sebenarnya masih ada rasa atau nggak sih?”, “Atau hanya kasihan ya?”. Memang cuma kita yang bisa menjawabnya.
Biasanya pihak yang berada di ‘GREY AREA’ akan merespon dengan berkata, “Ya udahlah, jalanin aja dulu, toh nggak tahu juga ujungnya akan kemana”. Menurut saya ini tidak fair bagi pihak yang satunya, karena sebenarnya ia berhak tahu apa yang ada di dalam hati & pikiran pasangannya.
Kejelasan sikap dan pendirian tentunya akan menolong kita untuk keluar dari zona abu-abu. Dan sebaiknya berpikirlah yang matang sebelum mengambil keputusan. Menentukan sikap adalah hal yang penting. “Do I want this relationship or not?”, “Stay or Go?”. Dan jika sudah mencapai keputusan yang bulat just do it! Do not hesitate because hesitation kills.
Just like I said in the beginning, ‘GREY AREA’ is the most dangerous zone that you can ever imagine. Jangan sia-siakan waktu dan hidup anda dengan berlama-lama berada di zona tersebut, karena hal ini cuma akan menyengsarakan anda saja. A wise man said, life is too good to be wasted!
live our life. cheers our day