
Aku dianugrahi untuk menjelaskan segala sesuatu dengan tepat, rasional.
Dia adalah seseorang yang tak pernah bisa bermetafora.
Monokrom dan kurang dimensi.
Praktis dan realistis.
Aku selalu mengasumsikan dia sebagai mahluk ekstra terrestrial.
Aku selalu mengasumsikan dia sebagai mahluk ekstra terrestrial.
Itu karena dia tidak pernah bisa mengerti.
Menurutnya semua hal harus diterjemahkan dengan kata-kata, lain dari itu jangan harap dia pernah mengerti.
Keheningan selalu membawaku ke perbatasan yang sama, batas antara dunia tempat kami ada dan dunia yang tak bisa mengikutkannya serta.
Katanya, dia tidak pernah mengerti dunia dalam lamunanku.
Keheningan selalu membawaku ke perbatasan yang sama, batas antara dunia tempat kami ada dan dunia yang tak bisa mengikutkannya serta.
Katanya, dia tidak pernah mengerti dunia dalam lamunanku.
Aku terlalu kompleks.
Aku sadari itu.
Pengharapan dan kekuatan yang aku punya sanggup menahankubegitu lama dalam duniaku.
Dia berkata,"Kapan kamu akan bangun?"
Pengharapan dan kekuatan yang aku punya sanggup menahankubegitu lama dalam duniaku.
Dia berkata,"Kapan kamu akan bangun?"
"Ini cinta sejati,satu hal yang tak pernah kamu tau", kataku.
Dia menggeleng, "Itu kebutaan sejati.
Kamu memilih menjadi tuna netra padahal mata kamu sehat.
Kamu tutup mata kamu sendiri.
Dan kesedihan kamu pelihara seperti orang mengobati luka dengan cuka, bukan obat merah".
Dan dia tetap dirinya. Mahluk Ekstra Terestrial, si monokrom-whatever yang melihat segalanya dengan tiga dimensi, bukannya empat seperti saya.
Katanya dia sudah banyak berpikir. Murni dengan sel-sel otak seperti yang selalu saya anjurkan. Menerjemahkan apa yang saya anggap absurditas.
Katanya saya benar.
Dan dia tetap dirinya. Mahluk Ekstra Terestrial, si monokrom-whatever yang melihat segalanya dengan tiga dimensi, bukannya empat seperti saya.
Katanya dia sudah banyak berpikir. Murni dengan sel-sel otak seperti yang selalu saya anjurkan. Menerjemahkan apa yang saya anggap absurditas.
Katanya saya benar.
Banyak hal yang tidak bisa dipaksakan, tapi layak diberi kesempatan.
Dan kesempatan itu harus ditawarkan setiap hari oleh kedua belah pihak.
Dia pun benar, kami berdua mampu membangun apa saja, baik persahabatan belasan tahun.
Maupun kebersamaan seumur hidup.
(From "Sikat Gigi"-Dee..)
No comments:
Post a Comment