Saturday, February 16, 2008

Cerita Tentang Gerimis dan Key

Pagi ini dia cuma bisa diam.Diam, membisu, menatap langit-langit kamarnya yang cukup tinggi.Dimana hawa pagi itu menusuk hingga ke dalam sumsum tulangnya.Tubuh tipisnya hanya terbalur t-shirt putih yang menjadi favorit selama bertahun-tahun, celana pendek, serta kaus kaki yang melengkapi kedinginannya pagi itu. Namun ia tidak beranjak dari bibir tempat tidur dimana ia biasa duduk. Tempat dimana ia bisa merasakan hawa pagi masuk melalui jendela-jendela kamarnya yang besar.Dari luar jendelanya ia bisa melihat hijaunya rumput yang masih dihinggapi embun,dan burung-burung kecil yang bertengger di atas pagar rumahnya.Lalu tiba-tiba ia mendengar suara air menetes dari genting depan jendela."Gerimis..", katanya. Dan kemudian ia tersenyum.Segera ia beranjak keluar dari kamarnya. Tak berapa lama ia tiba di teras depan, sambil duduk ia menengadahkan tangannya merasakan gerimis pagi itu.Ia tersenyum simpul.Kemudian ia berdiri dan maju beberapa langkah menuruni tangga teras yang berujung pada rumput hijau yang basah dengan air hujan. Angin berhembus kencang,mengibaskan rambut hitamnya yang halus sehingga ia harus membenahinya dengan jari-jarinya yang putih bersih.Didongakkan kepalanya ke atas, dilihatnya langit biru mendung yang memberinya gerimis pagi itu. Kemudian ia mulai berputar dan menikmatinya.Ia kedinginan,tapi itu tidak menyulutkan langkahnya untuk tetap merasakan turunnya gerimis.Entah mengapa ia terihat begitu emosional.Sepertinya seluruh perasaannya yang hancur saat itu diluruhkan oleh air hujan yang membasahi rambut sampai ke tungkai kakinya.Suara hujan makin besar,gerimis pun berubah menjadi hujan lebat.Dan ia masih berada disana,menghentikan kakinya yang tadi membuatnya berputar. Kini ia hanya berdiri dalam hujan lebat di teras rumahnya, mematung, tertunduk, pikirannya kosong, hampa, jelas ia tidak merasakan apapun.Kemudian sesosok bayangan mendekati, mendekap tubuhnya,lalu menariknya dari hujan lebat yang membasahinya.Ia baru tersadar kini ia sudah di berada di dalam rumah.
"Ngapain kamu berdiri disitu?", bentaknya.Yang ia lihat di depannya kini seraut wajah cemas dan penuh pertanyaan."Key,lihat aku..,kamu kenapa Key?",wajah itu jelas tidak asing bagi Key.
Ia merasakan dingin yang luar biasa menusuk ke tulang-tulangnya.Key memeluk erat sendiri tubuhnya, dan ia mulai menggigil.Matanya menatap lekat sosok lelaki itu.Ia tak kuasa berkata-kata, tak sanggup membendung air matanya, dan perlahan pipinya pun basah.
Laki-laki itu,Tian..,hanya bisa memandang Key dengan iba.Perempuan yang dikenalnya 5 tahun lalu itu memang pernah punya tempat di hati Tian,bahkan hingga saat ini.Pikiran Tian kian berkecamuk entah mengapa ia merasakan ada yang tidak beres dengan key.Perlahan diusapnya dengan lembut pipi perempuan yang pernah mencintainya itu.Dihapusnya linangan air mata Key. "Key,apa yang ada di pikiran kamu sekarang?",pertanyaan Tian membuat Key menepis tangan Tian yang sejak tadi berusaha menghapus linangan air matanya.Key sontak bangun dari sofa yang didudukinya."Apa yang ada di pikiran kamu?",Key membentak Tian. Amarah itu sungguh terlihat dari mata Key yang masih tampak berkaca-kaca."Saya cinta kamu,saya tunggu kamu bertahun-tahun tanpa kejelasan apapun,dan sekarang kamu tanya apa yang ada di pikiran saya..",kata-kata itu pun terlontar dari mulut Key.Entah darimana ia dapat keberanian itu,apa yang ada di pikirannya saat itupun tidak seorang pun yang tahu termasuk dirinya sendiri."Menurut kamu apa yang ada di pikiran saya?".
"Key,saya minta maaf"."Saya ngga'pernah bermaksud menyakiti kamu",suara itu penuh penyesalan. Suara yang selalu membuatnya merasa nyaman dan tenang. Suara itu masih terdengar sama seperti 5 tahun lalu saat mereka baru memulai persahabatan mereka.
Tian beranjak dari sofa mendekati Key,dan berusaha memeluknya. Key pun mundur, menjauh dari laki-laki yang pernah sangat dicintainya dan pernah ditunggunya bertahun-tahun itu."Pergi kamu!",kata-kata itu meluncur dari mulut Key.Key tak kuasa melihat sosok itu,hatinya remuk,hancur sehancur-hancurnya.Dalam hatinya ia berharap Tian segera pergi dan kelak tidak perlu menemuinya lagi."Saya mohon Key,jangan begini caranya", kata Tian."For Godsake Tian,please leave",jawab Key.
Tian pun pergi meninggalkan Key. Sebelum ia pergi ia mengeluarkan sesuatu dari saku jaketnya."Selamat ulang tahun Key",sambil meletakkan sebuah kotak kecil warna putih yang dibungkus rapi lengkap dengan pita pink kecil yang sangat manis. Setelah itu Tian keluar dan tak berapa lama suara mesin mobil yang diparkir sekitar 20 menit di depan rumahnya itu makin menjauh dan tak terdengar lagi.

No comments: