Monday, September 15, 2008

Rise After You Fall

Tidak pernah sebelumnya dalam blog saya menulis tips-tips, entah itu tips untuk apapun juga. Dan sekarang ini saya merasa ada hal yang perlu saya bagi. Mungkin ini tips, mungkin ini hanya celotehan yang keluar dari kepala saya, entahlah yang jelas saya ingin menulis sesuatu dan membaginya. Bangkit setelah terpuruk adalah hal yang seringkali terjadi dalam hidup. Terlalu sering jatuh mungkin bisa membuat sebagian dari kita belajar. Namun yang jelas semua itu butuh proses. Dan setidaknya saya bisa membagi apa yang telah saya lalui. Mendengarkan kata hati yang paling dalam. Kemudian, mengetahui keinginan apa yang sebetulnya ada dalam diri.Setelah itu ...buat skala prioritas hidup, misalnya:
1.Membuat review secara teratur mereview kejadian-kejadian yang dialami selama beberapa bulan terakhir. Dan, meluangkan waktu bagi diri sendiri utnuk menengok ke belakang dan memandang ke depan.
2. Menemukan biang keroknya. Mendengarkan inner sense. Apakah image yang ada pada saya sudah sesuai dengan harapan dan keinginan hati? karena seringkali yang terjadi, image itu terbentuk karena tuntutan dari lingkungan.
3.Tentukan prioritas. Hidup adalah sederetan ketidakseimbangan. Seringkali kita merasa kalau perasaan aman dan kondisi yang stabil membuat kita jadi seimbang. Padahal sebetulnya satu hal yang membuat kita stabil adalah adanya perubahan. Untuk menjadi pribadi yang sempurna, kita harus berhasil melewati masa yang tak stabil tersebut. Setidaknya itu yang dikatakan seorang psikolog, Yvon Dallaire.
Setiap kejadian atau masalah akan memaksa kita untuk mengubah prioritas. Yang jelas mungkin membuat hidup ini jadi lebih simpel dan tak perlu terlalu ngoyo. Mendefinisikan tujuan hidup yang realistis, bersikap jujur pada diri sendiri dan sekali lagi, mengetahui dengan pasti apa yang paling diinginkan dalam hidup. Apakah itu s
ukses dalam karier, kebahagiaan dalam cinta, atau mungkin membahagiakan orang tua.
4. Liburan!! Tidak menghiraukan! Bagaimana dengan deadline kantor? Apa yang akan terjadi jika kantor saya tinggal? Melakukan liburan tanpa rasa bersalah. Berlibur ini dilakukan untuk 'merecharge' diri, untuk membuat badan&pikiran jadi lebih segar.
Waktu untuk diri sendiri bukanlah waktu yang kita curi dari waktu yang seharusnya kita berikan untuk orang lain. Justru sebaliknya, jika kita bisa memberikan waktu untuk diri sendiri, kita akan bisa memperlakukan orang lain dengan lebih baik. Inilah yang disebut dengan keseimbangan.
5.Nikmati hidup hari ini. Keseimbangan terjadi jika kita tahu pada "periode" apa kita hidup. Ya, kita hidup di hari ini, bukan kemarin dan juga bukan masa depan. Lakukan segala sesuatu berdasarkan kondisi sekarang. Jika tidak, kita hanya akan terbelenggu oleh masa lalu dan juga terjerat pada impian yang belum tentu terjadi. Mencoba untuk berpikir simple dan tidak perlu berbelit-belit,kadang hal inidiperlukan untuk membuat hidup lebih seimbang.

Thursday, September 4, 2008

Menyatukan Dua Kepala

Blog ini saya buat untuk menanggapi pernyataan sahabat saya tentang tidak bisanya dua kepala dijadikan satu. Ughh..rasanya kalo ngomongin hal-hal kaya' begini sama sahabat saya yang satu ini ngga akan pernah habis dehh. Selalu adaaa aja perdebatan yang seru, menarik dan bikin kami saling nyolot2an tapi sesudahnya malah saling mentertawakan diri kami sendiri. Well, inilah beberapa pemikiran dari vina si sok tau yang menjadi issues perdebatan kami waktu itu:

Pertama,
Bukannya harus sama persis isi kepala kita sama si pasangan itu.
Nyatuin dua kepala itu maksudnya lebih kepada, walaupun masing-masing punya karakter dan pribadi yang berbeda.
Tapi dua2nya bisa bertoleransi, mengerti, bersedia berkembang bersama-sama, tidak saling menuntut satu sama lain karena kekurangan
yang dipunya pasangan masing-masing, namun lebih kepada work it out together.
Dimana berjalan seiring dan bukan digiring.
Cuma kalau dari awalnya emang udah ngga ada niatan untuk bisa saling toleransi, saling mengerti dan bla..bla..bla
yang gw mentioned sebelumnya diatas,buat apa lagi dipertahankan.
Toh kalo cuma satu pihak yang berusaha mempertahankan tapi pihak yang lain justru malah nyerah
entah karena masalah yg dinilai ngga bisa diselesaikan atau karena perbedaan antara keduanya yg terlalu besar
sehingga si pihak yang ini memilih untuk give up, walk away, kabur...
Apakah masih perlu untuk dipertahankan?
so that's why saya menggunakan istilah "menyatukan dua kepala".

Kedua, soal visi dan misi...
semuanya memang takes time dan berproses,tapi kalo ngga ada usahanya gimana??
kalo dari awal cuma bisa nunggu aja, menunggu waktu..
menunggu fate atau destiny, basiii...!!
semesta itu bergerak,ngga statis dan akan mengikis apapun yang diam.
jadi kalo cuma bisa pasrah, cuma bisa menyerahkan pada YANG DIATAS SANA, tanpa usaha
dan berharap perubahan akan segera terjadi that's a load of crap!
never wait for somethin' that might uncertain.
at least that's what i thought!

Monday, September 1, 2008

Manusia Sebenarnya Adalah Binatang

Maybe it's just about trauma, but romance it's about feeling
dan saya selalu takut merasakan terlalu banyak.
Saya tau pada akhirnya ini cuma akan melukai saya, namun saya punya harapan semua akan berjalan dengan baik.
Keyakinan pada harapan saya mungkin terlalu berlebihan.
Tapi apakah salah jika saya memilih untuk mempercayai harapan saya, dan melawan semua ketakutan itu. You have no idea bagaimana saya melewati prosesnya.
Hingga akhirnya apa yang menjadi ketakutan saya selama ini pun terjadi.
Tidak mudah untuk memberikan kepercayaan pada seseorang.
Dan ketika saya memberikan kepercayaan saya padanya, ia justru cenderung pengecut.
Lari dari kenyataan, jenuh, bosan atau apalah namanya..,yang tanpa ba-bi-bu tiba-tiba menghilang.

"Manusia sebenarnya adalah binatang yang karena telah mengalami perkembangan spiritual dan intelektual telah menjadi binatang yang paling kejam dari semua binatang.."

My Conversation With Mum

Kemarin sore saya dan ibu saya mengobrol panjang lebar tentang suatu hal yang menjadi perbincangan yang seringkali menakutkan antara seorang ibu dengan putrinya.
Pernikahan.
Ya..kami berdua berbicara mengenai pernikahan. Diumur yang semakin dewasa ini terus terang saya kepikiran hal-hal apa yang sudah saya berikan kepada ibu saya.
Apakah saya membuatnya bahagia?? Apakah saya membuatnya bangga?? Lalu saya terpikir, apakah karena diumur saya yang segini ibu memiliki kekhawatiran tentang jodoh saya??
Dengan siapa saya menikah?? Karena hingga saat ini saya masih sendiri..
Lalu tiba-tiba ia bilang pada saya, "Mama menyesal menikah muda, banyak sekali mimpi yang belum mama wujudkan".
Dan seketika pun saya terdiam, "Kenapa?", saya mencoba bertanya padanya.
Lalu ia bercerita tentang mimpi-mimpinya, dan kesenangan-kesenangan yang ingin dilakukannya sebelum menikah.
"Kamu jangan nikah cepet-cepet ya kak", tambahnya.
Saya membisu, entah siapa yang ada di depan mata saya sekarang.
Tidak pernah sebelumnya saya dan ibu memiliki momen dimana kami bisa berbicara dari hati ke hati seperti ini.
Lega..,terus terang saya legaaaaaa..sekali. Karena selama ini saya mengira ibu ingin meminta saya untuk segera menikah. Relieve sekali raga ini setelah saya dengar dari mulut ibu saya sendiri, bahwa saya tidak perlu terburu-buru menikah.
"Kejar mimpi-mimpi kamu, jangan seperti mama", kata ibu lagi.
Lalu saya bilang padanya, saya memang tidak ingin buru-buru menikah karena di usia yang produktif-produktifnya ini saya masih ingin mewujudkan mimpi-mimpi saya.
Saya ingin liburan ke lombok, mungkin mencoba backpacking. Ingin bungee jumping. Saya ingin jadi penulis. Ingin menerbitkan sebuah buku yang bukan kacangan. Ingin sekali jadi model video klip dari lagu yang galau. Ingin travelling ke Perancis dan ke museum Louvre. Ingin mendekor rumah dengan konsep minimalis. Ingin punya SUV. Ingin membahagiakan ibu saya. Ingin menemukan soulmate saya, lalu menikah, punya anak, hidup bahagia di rumah kami yang mungil dan cantik hingga akhirnya hanya kematian yangmemisahkan kami.
Banyaaaakkkk sekali mimpi-mimpi yang ingin saya wujudkan, dan perbincangan sore hari dengan ibu ini merupakan suatu jawaban atas pertanyaan yang selama ini begitu menakutkan saya. "Deal yah ma, saya ngga mau nikah cepet-cepet", saya bilang. "Deal", kata beliau. Dan kamipun tertawa. Bersyukuuur sekali saya mendengar itu semua dari ibu.
Setidaknya beban itupun perlahan-lahan hilang..