Sunday, July 13, 2008

Affair

Affair: Do you think it's quite acceptable?Entah kenapa saya cukup mudah menerima excuse mengapa orang melakukan perselingkuhan.Saya rasa itu membuat saya menjadi minoritas, namun saya sama sekali tidak punya masalah menjadi minoritas yang powerless.Entah apa karena saya yang terlalu open minded sehingga saya well-acceptable dengan kata-kata affair, atau saya yang terlalu ekstrim.Menjalin affair adalah suatu pilihan.Dan saya yakin mereka yang terlibat affair telah mengalami pergulatan terhebat dalam hidupnya. Pergulatan dengan diri mereka sendiri.Saya banyak mengenal orang-orang yang terlibat affair.Bahkan saya punya seorang ibu yang melakukan affair, tapi itu bukan masalah bagi saya.Ibu saya adalah seorang janda yang menurut saya cukup attractive di usianya yang diatas 50 tahun. Laki-laki itu satu kantor dengannya, kind of affair in the office dan menurut saya suatu hal yang romantis.Saya amat kagum dengan Ibu saya. Sosoknya begitu kuat, dia tidak pernah mengeluh, sabar, dan satu hal yang paling saya sukai..ia tidak pernah menunjukkan kesedihannya di hadapan orang, termasuk saya.Mungkin karena ia punya kedudukan penting di kantornya, karena itu penting baginya untuk menjaga image sebagai seorang yang tidak boleh kelihatan lemah.Walaupun begitu saya bisa merasakan bagaimana berdukanya ia ketika perceraiannya dengan Ayah saya menjadi pembicaraan di keluarga besar kami. Di keluarga besar kami Ibu memang satu-satunya yang bercerai.Dia tidak menyesal karena berpisah dengan Ayah saya, menurut saya dia menyesal karena tidak bisa memberikan Ayah yang seharusnya bertanggung jawab dan membahagiakan saya dan adik saya.Ayah memang memberikan kedukaan yang panjang untuk Ibu. Saya tidak pernah mengerti mengapa Ayah tega melukai Ibu, padahal Ibu adalah istri sekaligus Ibu yang baik dan amat sangat bertanggung jawab bagi anak-anaknya. Ibu memang mendominasi Ayah. Ibu sudah memainkan peran menjadi kepala keluarga bahkan jauh sebelum mereka bercerai. Setelah perceraian mereka justru saya seperti melihat Ibu saya bangun dari kedukaannya yang panjang. Dia begitu hidup, saya tidak pernah melihat ia seperti ini sebelumnya. Dia seperti terbebas dari belenggu yang merantainya bertahun-tahun. Saya yakin ia menikmati menjadi seorang janda. Janda yang cantik dan bahagia. Belakangan dia dekat dengan seorang laki-laki, saya baru tahu ada sosok yang membuat Ibu begitu bahagia. Itu bagus. Dia laki-laki beristri yang baik, setidaknya menurut saya. Keluarga besar kami tahu, mereka setuju dan ingin agar mereka segera meresmikan hubungan.Dengan kata lain Ibu akan menjadi istri ke-2, posisinya pasti sulit, saya yakin dia memikirkan itu. Menjadi pihak yang dituding sebagai perusak rumah tangga orang atau orang ketiga cukup membuatnya stress. Saya yakin Ibu tidak ingin dicap seperti itu.Saya juga yakin Ibu ingin menikah bukan karena kebutuhan biologis, karena diusia 50 tahun saya rasa wanita lebih membutuhkan sosok yang selalu mendampingi dan ngemong untuk teman bicara, bertukar pikiran, membahas anak-anak, ketimbang untuk kebutuhan sex semata-mata.Saya tidak bilang affair itu bagus. Tapi kalau affair memang suatu pilihan, mengapa tidak?.Saya tidak membela ibu saya dengan ketersetujuan saya akan affair. Tapi di posisinya yang sulit saya tahu dia butuh seseorang untuk berbagi. Dia butuh kasih sayang dan sentuhan seorang laki-laki.
Saya sangat menyayangi Ibu, hanya saja saya kurang bisa mengungkapkannya. Ingin rasanya saya bilang "saya sayang Ibu" tapi sepertinya mulut ini kaku dan kata-kata ini tidak bisa keluar dari mulut saya.Saya sering mengalami pertengkaran kecil dengan Ibu, karena hal-hal sepele. Dan kata-kata yang keluar dari mulut saya terdengar menyakitkan, padahal sungguh saya tidak ingin mengatakan itu.Entah kenapa kami berbeda dalam banyak hal.Ibu sangat logis, praktis dan realistis. Dia cepat dan tanggap. Ibu juga mudah bersosialisasi.
Berbeda dengan saya, saya melihat semua hal dalam empat dimensi. Saya punya dunia saya sendiri, murni dengan sel-sel otak saya. Dunia yang hanya bisa dimengerti oleh saya dan orang yang sama dengan saya.Saya memang sedikit kompleks. Saya betah menikmati lukisan-lukisan atau pameran foto di galeri. Saya menikmati berjalan kaki di pedestrian side sambil menikmati cuaca, orang-orang dan kendaraan yang lalu lalang, dengan anthem song damien rice-the blower's daughter. Saya melahap buku-buku filsafat. Terkadang saya terlalu mendramatisir keadaan. Saya bisa menangis hanya dengan mendengarkan lagu melankolis trashcan sinatras-leave me alone.Good lord...Ya..dan saya begitu tenggelam ketika mendengarkan Easy to Please-nya Coldplay.Lagu ini amat sangat gw-bgt, pada kenyataannya memang mudah untuk membuat saya senang, karena saya tidak pernah meminta lebih dari yang seharusnya. Tapi sedikit sekali orang yang bisa membuat saya senang, otherwise i'm so easy to please.
Kembali lagi ke permasalahan affair, seperti yang saya jelaskan sebelumnya Affair memang tidak baik,dan saya yakin pihak perempuan adalah yang paling dirugikan.Tidak mudah sebenarnya bagi mereka yang melakukan affair, itu memang benar.Affair is choices, and life is full of choices, jadi daripada men-judge seseorang atas apa yang benar dan yang salah mengapa kita tidak mencoba berkaca pada diri kita,apakah kita sudah lebih baik dari mereka yang notabene melakukan affair, sehingga kita bisa men-judge bahwa mereka lebih rendah” Ask for yourself..

No comments: