Monday, September 1, 2008

My Conversation With Mum

Kemarin sore saya dan ibu saya mengobrol panjang lebar tentang suatu hal yang menjadi perbincangan yang seringkali menakutkan antara seorang ibu dengan putrinya.
Pernikahan.
Ya..kami berdua berbicara mengenai pernikahan. Diumur yang semakin dewasa ini terus terang saya kepikiran hal-hal apa yang sudah saya berikan kepada ibu saya.
Apakah saya membuatnya bahagia?? Apakah saya membuatnya bangga?? Lalu saya terpikir, apakah karena diumur saya yang segini ibu memiliki kekhawatiran tentang jodoh saya??
Dengan siapa saya menikah?? Karena hingga saat ini saya masih sendiri..
Lalu tiba-tiba ia bilang pada saya, "Mama menyesal menikah muda, banyak sekali mimpi yang belum mama wujudkan".
Dan seketika pun saya terdiam, "Kenapa?", saya mencoba bertanya padanya.
Lalu ia bercerita tentang mimpi-mimpinya, dan kesenangan-kesenangan yang ingin dilakukannya sebelum menikah.
"Kamu jangan nikah cepet-cepet ya kak", tambahnya.
Saya membisu, entah siapa yang ada di depan mata saya sekarang.
Tidak pernah sebelumnya saya dan ibu memiliki momen dimana kami bisa berbicara dari hati ke hati seperti ini.
Lega..,terus terang saya legaaaaaa..sekali. Karena selama ini saya mengira ibu ingin meminta saya untuk segera menikah. Relieve sekali raga ini setelah saya dengar dari mulut ibu saya sendiri, bahwa saya tidak perlu terburu-buru menikah.
"Kejar mimpi-mimpi kamu, jangan seperti mama", kata ibu lagi.
Lalu saya bilang padanya, saya memang tidak ingin buru-buru menikah karena di usia yang produktif-produktifnya ini saya masih ingin mewujudkan mimpi-mimpi saya.
Saya ingin liburan ke lombok, mungkin mencoba backpacking. Ingin bungee jumping. Saya ingin jadi penulis. Ingin menerbitkan sebuah buku yang bukan kacangan. Ingin sekali jadi model video klip dari lagu yang galau. Ingin travelling ke Perancis dan ke museum Louvre. Ingin mendekor rumah dengan konsep minimalis. Ingin punya SUV. Ingin membahagiakan ibu saya. Ingin menemukan soulmate saya, lalu menikah, punya anak, hidup bahagia di rumah kami yang mungil dan cantik hingga akhirnya hanya kematian yangmemisahkan kami.
Banyaaaakkkk sekali mimpi-mimpi yang ingin saya wujudkan, dan perbincangan sore hari dengan ibu ini merupakan suatu jawaban atas pertanyaan yang selama ini begitu menakutkan saya. "Deal yah ma, saya ngga mau nikah cepet-cepet", saya bilang. "Deal", kata beliau. Dan kamipun tertawa. Bersyukuuur sekali saya mendengar itu semua dari ibu.
Setidaknya beban itupun perlahan-lahan hilang..

1 comment:

Anonymous said...

Banyak entry tentang per-merit-an ya mbak:) Don't worry deh, kebanyakan anak gadis is-having-that-kind-of conversation with her mom (yang sama sekali nggak mengenakkan). Cowok2 ga pernah begitu sama bapak-bapaknya:( Ayo semangat untuk menikah! (halah!)